Keracunan MBG di Cipongkor, Kejang dan BAB Bercampur Darah Terjadi

Table of content:
Ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi hidangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 22 September. Kejadian tersebut mengejutkan masyarakat dan mengakibatkan banyak siswa terpaksa dirawat di rumah sakit.
Ketika tim melakukan pemantauan ke rumah sakit, terlihat banyak siswa mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Mereka terpaksa dirawat di ruang yang sempit, beberapa di antaranya bahkan harus berada di luar area rawat.
Situasi semakin mendesak, terutama bagi mereka yang mengalami gejala parah. Keluarga pun berbondong-bondong menjenguk untuk memberikan dukungan moral saat anak mereka dalam kondisi tidak stabil.
Proses Penanganan Korban Keracunan Sangat Mendesak
Salah satu orang tua, Ade Efendi, mengungkapkan kepanikan saat anaknya, yang berusia 17 tahun, tiba-tiba mual dan mengalami kejang setelah makan hidangan MBG. Dia menjelaskan bahwa anaknya sudah dirujuk dari puskesmas ke RSUD Cililin dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
Di rumah sakit, anak Ade langsung mendapatkan perawatan intensif dengan infus dan oksigen. Meskipun kondisinya kini mulai membaik, Ade masih merasa khawatir dengan perkembangan kesehatan anaknya.
Informasi dari pihak rumah sakit menyatakan bahwa para korban mendapat perhatian lebih, tetapi kebutuhan mendesak untuk pengobatan yang tepat tetap diperlukan. Proses pemulihan menjadi fokus utama bagi keluarga yang khawatir dengan kesehatan anak-anak mereka.
Situasi di Posko Penanganan Korban Keracunan
Pantauan di posko penanganan korban di Kantor Kecamatan Cipongkor menunjukkan bahwa banyak petugas dan relawan berupaya mengatasi situasi genting ini. Beberapa ambulans standby, menunjukkan kesigapan dalam menangani kebutuhan medis yang terus meningkat.
Di dalam area, pelajar yang terbaring di alas darurat menunjukkan betapa seriusnya kondisi mereka. Beberapa siswa masih terpasang selang infus, mengindikasikan perlunya perawatan lebih lanjut.
Keluhan dari orang tua juga menggambarkan kegelisahan mereka, dengan banyak anak yang mengalami muntah, mual, dan bahkan diare berdarah. Kejadian ini menimbulkan perhatian besar di kalangan masyarakat setempat.
Data Terbaru Mengenai Korban Keracunan
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami keracunan terus meningkat, dengan laporan terbaru mencatat ada 301 siswa terkena dampak. Angka tersebut mencakup perawatan di berbagai fasilitas medis di area tersebut.
Di puskesmas Cipongkor, sebanyak 116 orang dirawat, sedangkan 27 orang dirawat di RSUD Cililin. Di sisi lain, 127 orang masih menjalani perawatan di posko kecamatan, menunjukkan dampak skala besar dari insiden ini.
Dengan situasi yang masih berkembang, perhatian utama saat ini adalah memastikan semua korban mendapatkan pengobatan yang memadai. Para pihak berwenang diharapkan segera memberikan tanggapan yang tepat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now