Evaluasi Program MBG Secara Menyeluruh Tanpa Menggunakan Uang Pendidikan

Table of content:
BEM KM Universitas Gadjah Mada (UGM) mengeluarkan seruan tegas kepada pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menjadi salah satu agenda utama Presiden Prabowo Subianto. Dalam aksi yang diadakan di kampus, mereka mempertanyakan manfaat dan pelaksanaan program tersebut dengan cara yang kreatif dan kritis.
Aksi tersebut ditandai dengan aksi teatrikal yang melibatkan penggiringan sapi berwajah Prabowo oleh peserta yang mengenakan topeng Sekretaris Kabinet. Upaya ini bertujuan untuk menyebabkan refleksi yang dalam mengenai efektivitas program MBG dan dampaknya terhadap masyarakat, terutama di kalangan pelajar.
Diskusi juga dibuka untuk menanggapi pernyataan Presiden di Sidang Majelis Umum PBB yang menjadi fokus perhatian mereka. Peserta aksi tidak hanya berkumpul untuk menunjukkan kritik, tetapi juga untuk merumuskan solusi yang lebih baik dan konstruktif dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Menggugah Kesadaran Melalui Simbolisme Sapi
Sapi yang digiring dalam aksi tersebut bukan sekadar simbol, tetapi juga sebagai representasi dari nutrisi yang diharapkan dapat diberikan kepada rakyat. Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, menjelaskan bahwa sapi ini merupakan lambang dari harapan Presiden terhadap program MBG. Namun, ia menegaskan bahwa tugas Presiden tidak hanya berhenti pada penyediaan makanan, tetapi juga mencakup berbagai tanggung jawab konstitusi lainnya.
“Sapi ini bukan tanda penghinaan; justru ini menggambarkan bagaimana nutrisi itu seharusnya menjadi hak setiap warga negara,” ungkap Tiyo. Sikap ini menunjukkan bahwa meskipun simbolisme mungkin lucu, pesan yang ingin disampaikan adalah serius dan membutuhkan perhatian yang mendalam.
Tiyo menyoroti bahwa evaluasi terhadap MBG menjadi sangat penting setelah adanya laporan mengenai kasus keracunan massal yang melibatkan pelajar di berbagai daerah. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas dan pengawasan makanan yang disediakan melalui program tersebut.
Kritik Terhadap Pengelolaan Anggaran Pendidikan
Seiring dengan pengalihan fokus anggaran ke program MBG, BEM KM UGM mengekspresikan keprihatinan mendalam terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap sektor pendidikan. Tiyo mengungkapkan bahwa anggaran untuk pendidikan telah tergerus hingga 44 persen, yang seharusnya sejalan dengan hak pendidikan anak-anak di Indonesia.
“Masa depan pendidikan mereka justru dikorbankan demi citra Presiden. Ini jelas melanggar amanah konstitusi yang menjamin pendidikan bagi setiap anak,” jelas Tiyo. Melihat data yang ada, anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan dalam APBN 2026 menunjukkan bahwa lebih dari Rp335 triliun dialokasikan untuk MBG.
Dengan jumlah korban keracunan yang cukup tinggi, BEM KM memberi peringatan keras bahwa pemerintah harus bertanggung jawab penuh terhadap tindakan yang diambil. Mereka mendesak agar pemerintah membawa kebijakan ini ke jalur evaluasi yang benar agar tidak mengorbankan masa depan generasi muda.
Kepedulian Terhadap Isu Internasional dan Nasional
BEM KM UGM menekankan pentingnya sikap konsisten Indonesia dalam menghadapi isu internasional, terutama dalam konteks Palestina. Dalam sesi diskusi, mereka menyerukan perhatian terhadap pernyataan Prabowo di PBB mengenai pengakuan Israel, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap sejarah keberpihakan Indonesia.
Tiyo menilai bahwa pernyataan tersebut meremehkan perjuangan rakyat Palestina dan menggugurkan semangat juang bangsa. “Bangsa ini konsisten dalam menolak penjajahan di mana pun, dan tidak ada tawar menawar mengenai kemerdekaan Palestina,” tegasnya.
Melalui diskusi ini, para peserta juga berusaha mengenang kembali cita-cita luhur bangsa dalam mendukung negara-negara yang sedang berjuang untuk merdeka. Ini merupakan panggilan untuk pemimpin agar tetap loyal kepada nilai-nilai yang menjadi landasan negara.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now