Keluarga Minta Akses Alat Tulis untuk Selesaikan Tesis Delpedro

Table of content:
Keluarga dari Delpedro Marhaen, Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, menyampaikan permohonan kepada pihak kepolisian untuk memberikan akses alat tulis bagi Delpedro selama masa penahanan. Hal ini penting agar Delpedro dapat menyelesaikan tesisnya yang tengah dikerjakan, namun pihak kepolisian menolak dengan alasan mengkhawatirkan adanya coretan di dinding ruang tahanan.
Kakak Delpedro, Delpiero Hegelian, menegaskan bahwa tindakan pembatasan ini menunjukkan kurangnya pengertian terhadap kebutuhan tahanan. Dia mengatakan, meskipun keluarga telah berusaha mengirimkan alat tulis, barang-barang tersebut tidak diperkenankan masuk ke ruang tahanan.
Delpiero menjelaskan bahwa keluarga mereka rutin menjenguk Delpedro. Meskipun kondisi kesehatan Delpedro tergolong baik, ia mengungkapkan bahwa berat badan adiknya mengalami penurunan yang signifikan.
Munculnya Kekhawatiran Tentang Kesejahteraan Tahanan
Selama periode penahanan, berbagai isu muncul mengenai kesejahteraan para tahanan, termasuk Delpedro. Keluarga merasa khawatir atas perlakuan yang diperoleh Delpedro, terutama terkait akses terhadap kebutuhan dasar seperti alat tulis dan makanan. Delpiero menekankan bahwa pihak kepolisian seharusnya lebih memperhatikan aspek-aspek tersebut demi kesejahteraan mental dan emosional setiap tahanan.
Dia juga mencatat bahwa Delpedro tidak pernah melakukan mogok makan meskipun kondisi berat badannya yang turun mengindikasikan adanya tekanan. Penjagaan yang ketat dan pembatasan alat tulis menambah beban psikologis yang harus dihadapi Delpedro selama ditahan.
Dalam hal ini, solidaritas dari organisasi mahasiswa dan aktivis berjalan aktif. Mereka berkumpul untuk mendukung Delpedro dan rekan-rekannya, yang dikenal terlibat dalam gerakan sosial. Kepedulian dari masyarakat ini sangat penting untuk menyalurkan harapan akan kebebasan para aktivis yang ditahan.
Pernyataan Solidaritas dari Organisasi Mahasiswa
Sejumlah organisasi mahasiswa telah mengekspresikan pendapat mereka melalui unjuk rasa dan pernyataan resmi. Front Mahasiswa Nasional (FMN) UI dan berbagai organisasi lain mendesak pihak kepolisian untuk segera membebaskan Delpedro dan semua tahanan lainnya yang terlibat dalam gerakan demonstrasi. Mereka mengatakan bahwa pembebasan harus dilakukan tanpa syarat untuk semua aktivis dan demonstran yang terlibat dalam tuntutan rakyat.
Pernyataan sikap yang diungkapkan oleh organisasi-organisasi tersebut mencerminkan semangat kolektif yang mendukung hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi. Aktivis dan mahasiswa sepakat bahwa penahanan terhadap Delpedro dan rekan-rekannya tidak hanya mencerminkan tindakan represif, tetapi juga merugikan perkembangan demokrasi di Indonesia.
Di dalam pernyataan tersebut, organisasi-organisasi ini menekankan pentingnya dialog yang lebih terbuka antara pihak kepolisian dan masyarakat. Mereka menginginkan pendekatan yang lebih manusiawi serta menghindari tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan kekacauan lebih lanjut.
Kepolisian Tanggapi Selepas Pengajian Kasus
Dalam respond-nya, Polda Metro Jaya mengonfirmasi bahwa mereka telah menetapkan enam orang tersangka dalam kasus dugaan penghasutan terkait unjuk rasa yang terjadi baru-baru ini. Di antara nama-nama tersebut, Delpedro Marhaen menjadi sorotan karena perannya yang signifikan dalam gerakan hak asasi manusia.
Pihak kepolisian menjelaskan bahwa pengamanan perlu dilakukan demi menjaga ketertiban umum. Namun, mereka dituntut untuk tetap menghormati hak-hak kuni, termasuk adanya akses terhadap alat tulis yang dibutuhkan oleh Delpedro untuk menyelesaikan studinya.
Walaupun demikian, inisiatif dari kelompok masyarakat untuk meminta perlakuan yang lebih adil bagi para tahanan diharapkan dapat membuka dialog lebih lanjut tentang kebijakan penanganan kasus semacam ini di masa depan.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now