Rayakan BKGN 2025: Berikan Perawatan Gigi dan Gusi Gratis kepada 28 Ribu Warga Indonesia

Table of content:
Ketua Pengurus Besar PDGI, drg. Usman Sumantri, MSc, menjelaskan tentang penyelenggaraan Hari Gigi Nasional (HKGN) yang diperingati setiap 12 September. Tahun ini, tema yang diangkat adalah ‘Gigi dan Gusi Sehat, Senyum Indonesia Hebat’, yang menekankan pentingnya kesehatan mulut secara keseluruhan.
Saat ini, permasalahan kesehatan gusi menjadi fokus utama karena penyakit gusi merupakan masalah kedua terbesar setelah gigi berlubang. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gusi masih tergolong rendah, padahal peran gusi sangat penting dalam menopang gigi dan fungsi mulut.
“Gusi adalah penyangga gigi. Jika gusi mengalami masalah, maka infeksi dapat dengan mudah terjadi dan menyebar melalui aliran darah,” tegas drg. Usman. Ia mengingatkan agar pemeriksaan gigi dan gusi dilakukan setidaknya enam bulan sekali untuk menjaga kesehatan mulut secara menyeluruh.
“Dengan perayaan BKGN 2025, semoga bisa menjadi momentum untuk meningkatkan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan gusi,” tambahnya. Ia berharap masyarakat tidak hanya fokus pada kesehatan gigi, tetapi juga memahami betapa pentingnya perawatan gusi.
Pentingnya Kesadaran Terhadap Kesehatan Gusi Pada Semua Kalangan
Penyakit gusi kadang dianggap sepele, padahal dapat berakibat serius. Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia, Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D, mengungkapkan bahwa masalah ini dapat dialami oleh siapa saja dengan berbagai tahapan. Dari yang ringan hingga kondisi parah, semuanya memerlukan perhatian.
Tahap awal dari penyakit gusi adalah gingivitis, yang ditandai dengan gusi yang membengkak dan mudah berdarah. Pada fase ini, perawatan yang tepat dapat membantu gusi kembali sehat tanpa kerusakan yang berarti.
Jika tidak ditangani, gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis, langkah lanjut yang mengakibatkan kerusakan pada tulang dan jaringan di sekitar gusi. Ini adalah kondisi serius yang sering kali tidak dapat dipulihkan, menyebabkan gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal.
“Kita perlu sangat waspada terhadap bakteri dari gusi yang terinfeksi, karena bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan penyakit sistemik,” ungkap Prof. Suryono. Jadi, penting untuk menjaga kebersihan mulut agar tidak terjaga masalah kesehatan.
Sebagai contoh, Prof. Suryono selalu membawa sikat gigi ke mana pun dia pergi, menunjukkan betapa pentingnya kebiasaan ini. “Setelah makan siang pun, saya selalu menyikat gigi. Itu adalah bagian dari gaya hidup sehat,” tuturnya.
Langkah-langkah Merawat Kesehatan Gusi dan Gigi yang Efektif
Untuk menjaga kesehatan gusi, diperlukan langkah-langkah yang konsisten dan efektif. Salah satu langkah paling dasar adalah menyikat gigi dengan benar minimal dua kali sehari. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride juga sangat dianjurkan untuk melindungi gigi dari kerusakan.
Penggunaan benang gigi juga sangat penting untuk membersihkan sisa makanan yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Aktivitas ini membantu mencegah penumpukan plak yang dapat menyebabkan penyakit gusi.
Selain itu, mengunjungi dokter gigi secara rutin sangatlah krusial. Dokter gigi dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan perawatan yang diperlukan, termasuk pembersihan profesional untuk menghindari masalah lebih lanjut.
Istirahat yang cukup dan pola makan sehat juga mempengaruhi kesehatan mulut secara keseluruhan. Nutrisi yang baik dapat mempercepat proses pemulihan gusi dan meningkatkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
Kebiasaan sosial yang baik dalam menghindari merokok dan mengurangi konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap kesehatan gusi yang lebih baik. ’Jadi, mari kita tingkatkan kesadaran akan kesehatan mulut di masyarakat,’ tutup Prof. Suryono.
Potensi Penyakit Sistemik Akibat Masalah Gusi
Penyakit gusi tidak hanya berdampak pada mulut, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan sistemik. Bakteri yang berasal dari infeksi gusi dapat masuk ke sirkulasi darah, memicu banyak penyakit serius di tubuh, termasuk masalah jantung.
Risiko penyakit jantung ini dapat meningkat akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi gusi. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan langsung antara kesehatan gusi dan kesehatan jantung, sehingga kesehatan mulut harus menjadi perhatian utama.
Di samping itu, hubungan antara penyakit gusi dan diabetes juga cukup signifikan. Diabetes dapat memicu masalah kesehatan mulut, sedangkan infeksi gusi dapat memperburuk kontrol gula darah, menciptakan siklus berbahaya yang perlu dihindari.
Komplikasi kehamilan juga bisa terkait dengan kesehatan gusi yang buruk. Wanita hamil dengan penyakit gusi berisiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bahwa menjaga kesehatan gusi adalah bagian integral dari menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Masyarakat perlu lebih proaktif dalam perawatan gigi dan gusi, serta memahami pertimbangan kesehatan yang lebih luas dari masalah ini.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now